Minggu, 22 Februari 2015

Terima Kasih Jadi yang Pertama Hari Ini


Assalamualaikum sahabatku,
Bagaimana kabar kalian? Semoga selalu baik. Seburuk apapun kenyataannya.
Sahabat, hari ini bukanlah sesuatu yang spesial memang. Karena kalau boleh jujur, aku justru begitu takut dengan hari ini. Tepat 1 tahun yang lalu ketakutan itu kualami.
Tak perlu kuceritakan sebabnya, yang jelas aku sangat takut dengan hari ini. Sedikit berbagi tentang hidupku 1 tahun ini ya...?
Di 1 tahun ini, tepatnya di 17 tahunku, banyak sekali kejutan-kejutan Allah untukku.
Mulai dari kehadiran seseorang yang tidak pernah kubayangkan sebelumnya, kejutan kecil dari keluarga saat awal kumulai 17 tahunku, sampai kejutan masalah-masalah luar biasa menjadi kejutan paling istimewa dari Allah untukku di tahun ini.
Ya, benar. Allah tidak memberiku kejutan indah seindah yang kumohonkan malam itu. DIA justru memberiku kejutan berupa masalah-masalah yang beriringan datangnya dan airmata datang sebagai hiasannya.
Aku sendiri tak tahu mengapa Allah memberiku kejutan demikian. Begitupun rahasia dibalik kejutan itu masih belum bisa kutemukan sampai saat ini.
Aku hanya percaya, Allah selalu punya alasan dibalik ini semua. Alasan mengapa 17 tahunku begitu dispesialkan-Nya dengan masalah, luka, dan airmata. Alasan mengapa 17 tahunku seakan begitu rumit dengan semua masalah itu. Dan alasan mengapa dilemahkan-Nya aku di 17 tahunku. Pertanyaan-perrtanyaan itu belum ada yang terjawab. Tapi sedikit demi sedikit aku mulai menemukan tanda  dari hadirnya jawaban itu. Aku percaya Allah selalu punya jawaban di balik semua pertanyaan-pertanyaanku ini.
. . .
Waktu berlalu. Dan hari ini ternyata tanggal yang sama dengan 1 tahun lalu itu hadir lagi. Itu artinya hari ini tepat 18 tahun usiaku.
Subhanallah, terimakasih. Tak kusangka aku telah melewati 1 tahun kemarin. Tak hanya sekedar bertahan tapi juga sudah berjuang hebat untuk melewatinya. Walau aku tak tahu apa yang ada di depanku nanti, karena bisa jadi masalah-masalah dan kejutan-kejutan itu justru semakin bertambah. Tapi entah mengapa, seperti ada kekuatan yang baru setelah aku tahu bahwa aku sudah berhasil melewatinya kemarin. Walaupun, mungkin hasilnya tidak seperti yang diharapkan. Tapi kenyataan bahwa aku telah berhasil melewati masa 1 tahun kemarin, menambah kekuatan tersendiri dalam hidupku kini.
Saat ini, aku tidak tahu kejutan apa yang akan diberikan-Nya. Tapi untuk tahun ini, tak banyak hal yang kuharapkan. Hanya sebuah doa agar Allah masih selalu bersamaku, tidak bosan menemaniku, dan menjadi yang pertama di hari ini. Hanya itu sebait doaku malam tadi.
Dan benar. Dengan sentuhan lembut-Nya. Allah telah membangunkanku tepat tengah malam tadi. Seoalah kuterima ucapan itu dari-Nya. Dan dengan ketenangan hati yang begitu luar biasa karena Allah sudah bersedia menjadi yang pertama malam ini, kulangkahkan kakiku untuk menemui-Nya. Kutemui DIA di sajadah panjang yang terbentang malam ini. Kucurahkan semua kebahagiaanku tentang hari ini. Bukan tentang spesialnya hari ini. Tapi tentang kehadiran-Nya di hari ini. Terimakasih sudah menjadi yang pertama.
Masalah yang menghebatkan,airmata yang menguatkan, dan luka yang menyembuhkan, telah menjadi kado spesial Allah untukku tahun lalu, di 17 tahunku. Tapi kehadiran-Nya menjadi yang pertama malam ini, telah menjadi kaso spesial dari Allah untukku. Ditambah lagi dengan kejutan-kejutan kecil dari-Nya. Entah Allah memeberiku kejutan apa tahun ini. Tapi yang jelas, aku tahu bahwa kejutan Allah itu adalah yang terbaik untukku. Sekalipun kejutan itu=kejutan itu seringkali tak kusyukuri kehadirannya karena aku tak terlalu menyukainya. Tapi ternyata kejutan-kejutan itulah yang mampu menghebatkan dan menguatkanku.
Teruntuk Tuhanku yang Maha Penyayang, terimakasih sudah menjadi yang pertama dalam hidupku di 18 tahun ini. Terimakasih sudah bersedia menemaniku selama 18 tahun ini. Jangan pernah bosan denganku. Jangan pernah bosan dengan ceritaku. Jangan pernah bosan mendengar keluhan-keluhanku. Jangan pernah bosan dengan tangisan-tangisanku. Jangan pernah bosan meminjamkan tempat sebagai tempat sujudku sekaligus tempatku mencurahkan semuanya. Dan jangan bosan pula tetap memelukku dan menggandeng tanganku. Maaf, jika 1 tahun kemarin menjadi aku yang seburu-buruknya. Maaf jika 1 tahun kemarin, begitu banyak hal yang membuat-Mu mungkin membenciku. Walaupun aku tahu, KAU tak pernah melakukannya. Maaf, maaf, maaf, dan hanya kata maaf itu yang bisa kuucapkan untuk 17 tahunku kemarin. Terimakasih sudah memberiku masalah kemarin, mohon jadikan berkah masalah kemarin dan biarkan itu menjadi pembelajaranku untuk tahun ini.
Masalah, terimakasih sudah datang dan menghebatkanku.
Airmata, terimakasih sudah datang dan menguatkanku.
Luka, terimakasih sudah datang dan menyembuhkan.
Allah, terimakasih sudah menjadi yang pertama tahun ini.

0 komentar:

Posting Komentar