Assalamualaikum sahabatku,
Bagaimana kabar kalian? Semoga
selalu baik. Seburuk apapun kenyataannya.
Sahabat, hari ini bukanlah
sesuatu yang spesial memang. Karena kalau boleh jujur, aku justru begitu takut
dengan hari ini. Tepat 1 tahun yang lalu ketakutan itu kualami.
Tak perlu
kuceritakan sebabnya, yang jelas aku sangat takut dengan hari ini. Sedikit
berbagi tentang hidupku 1 tahun ini ya...?
Di 1 tahun ini, tepatnya di 17
tahunku, banyak sekali kejutan-kejutan Allah untukku.
Mulai dari kehadiran seseorang
yang tidak pernah kubayangkan sebelumnya, kejutan kecil dari keluarga saat awal
kumulai 17 tahunku, sampai kejutan masalah-masalah luar biasa menjadi kejutan
paling istimewa dari Allah untukku di tahun ini.
Ya, benar. Allah tidak memberiku
kejutan indah seindah yang kumohonkan malam itu. DIA justru memberiku kejutan
berupa masalah-masalah yang beriringan datangnya dan airmata datang sebagai
hiasannya.
Aku sendiri tak tahu mengapa
Allah memberiku kejutan demikian. Begitupun rahasia dibalik kejutan itu masih
belum bisa kutemukan sampai saat ini.
Aku hanya percaya, Allah selalu
punya alasan dibalik ini semua. Alasan mengapa 17 tahunku begitu
dispesialkan-Nya dengan masalah, luka, dan airmata. Alasan mengapa 17 tahunku
seakan begitu rumit dengan semua masalah itu. Dan alasan mengapa dilemahkan-Nya
aku di 17 tahunku. Pertanyaan-perrtanyaan itu belum ada yang terjawab. Tapi
sedikit demi sedikit aku mulai menemukan tanda
dari hadirnya jawaban itu. Aku percaya Allah selalu punya jawaban di
balik semua pertanyaan-pertanyaanku ini.
. . .
Waktu berlalu. Dan hari ini
ternyata tanggal yang sama dengan 1 tahun lalu itu hadir lagi. Itu artinya hari
ini tepat 18 tahun usiaku.
Subhanallah, terimakasih. Tak
kusangka aku telah melewati 1 tahun kemarin. Tak hanya sekedar bertahan tapi
juga sudah berjuang hebat untuk melewatinya. Walau aku tak tahu apa yang ada di
depanku nanti, karena bisa jadi masalah-masalah dan kejutan-kejutan itu justru
semakin bertambah. Tapi entah mengapa, seperti ada kekuatan yang baru setelah
aku tahu bahwa aku sudah berhasil melewatinya kemarin. Walaupun, mungkin
hasilnya tidak seperti yang diharapkan. Tapi kenyataan bahwa aku telah berhasil
melewati masa 1 tahun kemarin, menambah kekuatan tersendiri dalam hidupku kini.
Saat ini, aku tidak tahu kejutan
apa yang akan diberikan-Nya. Tapi untuk tahun ini, tak banyak hal yang
kuharapkan. Hanya sebuah doa agar Allah masih selalu bersamaku, tidak bosan
menemaniku, dan menjadi yang pertama di hari ini. Hanya itu sebait doaku malam
tadi.
Dan benar. Dengan sentuhan
lembut-Nya. Allah telah membangunkanku tepat tengah malam tadi. Seoalah
kuterima ucapan itu dari-Nya. Dan dengan ketenangan hati yang begitu luar biasa
karena Allah sudah bersedia menjadi yang pertama malam ini, kulangkahkan kakiku
untuk menemui-Nya. Kutemui DIA di sajadah panjang yang terbentang malam ini.
Kucurahkan semua kebahagiaanku tentang hari ini. Bukan tentang spesialnya hari
ini. Tapi tentang kehadiran-Nya di hari ini. Terimakasih sudah menjadi yang
pertama.
Masalah yang menghebatkan,airmata
yang menguatkan, dan luka yang menyembuhkan, telah menjadi kado spesial Allah
untukku tahun lalu, di 17 tahunku. Tapi kehadiran-Nya menjadi yang pertama
malam ini, telah menjadi kaso spesial dari Allah untukku. Ditambah lagi dengan
kejutan-kejutan kecil dari-Nya. Entah Allah memeberiku kejutan apa tahun ini.
Tapi yang jelas, aku tahu bahwa kejutan Allah itu adalah yang terbaik untukku.
Sekalipun kejutan itu=kejutan itu seringkali tak kusyukuri kehadirannya karena
aku tak terlalu menyukainya. Tapi ternyata kejutan-kejutan itulah yang mampu
menghebatkan dan menguatkanku.
Teruntuk Tuhanku yang Maha
Penyayang, terimakasih sudah menjadi yang pertama dalam hidupku di 18 tahun
ini. Terimakasih sudah bersedia menemaniku selama 18 tahun ini. Jangan pernah
bosan denganku. Jangan pernah bosan dengan ceritaku. Jangan pernah bosan
mendengar keluhan-keluhanku. Jangan pernah bosan dengan tangisan-tangisanku.
Jangan pernah bosan meminjamkan tempat sebagai tempat sujudku sekaligus
tempatku mencurahkan semuanya. Dan jangan bosan pula tetap memelukku dan
menggandeng tanganku. Maaf, jika 1 tahun kemarin menjadi aku yang
seburu-buruknya. Maaf jika 1 tahun kemarin, begitu banyak hal yang membuat-Mu
mungkin membenciku. Walaupun aku tahu, KAU tak pernah melakukannya. Maaf, maaf,
maaf, dan hanya kata maaf itu yang bisa kuucapkan untuk 17 tahunku kemarin.
Terimakasih sudah memberiku masalah kemarin, mohon jadikan berkah masalah
kemarin dan biarkan itu menjadi pembelajaranku untuk tahun ini.
Masalah, terimakasih sudah datang
dan menghebatkanku.
Airmata, terimakasih sudah datang
dan menguatkanku.
Luka, terimakasih sudah datang
dan menyembuhkan.
Allah, terimakasih sudah menjadi
yang pertama tahun ini.
0 komentar:
Posting Komentar