Sabtu, 01 November 2014

Sekedar Berbagi

Kawan-kawanku yang baik hatinya. Tak terasa hari sudah berganti walau mungkin masih ada sisa luka dan airmata kemarin. Kawan, ada banyak hal yang tidak kita tahu tentang rencana Allah pada kita. Karena terlalu indahnya rencana Allah itu, juga karena terlalu bodohnya kita untuk mau mengerti tentang itu. Hari ini apa yang kalian dapatkan, kawanku?
Semoga apapun yang kalian dapatkan hari ini senantiasa menambah kekuatan kita untuk selalu memuji Nama Indah-Nya. Aku ingin sedikit berbagi, jika terselip pesan di dalamnya biarlah pesan itu bisa saling memperbaiki kita. Tapi bila terselip sebuah kesalahan dan kekhilafan, maka izinkanlah kata maaf terurai dariku.
Kawan, hari ini banyak sekali pelajaran untukku. Tapi sayangnya aku terlalu bodoh untuk memahami pelajaran itu. Tak hanya hari ini, tapi juga beberapa minggu terakhir. Aku seperti orang bodoh. Menangisi sesuatu yang sudah pergi, menyesali apa yang sudah terjadi, dan merindukan sesuatu yang sudah tak kembali. Aku selalu lemah dan menangis di setiap hariku. Padahal kalian tahu, apa doa yang slalu kuucapkan ketika menjelang hari dan menutup hari?
Ketika menutup hariku, aku slalu berusaha mengikhlaskan apa yang terjadi hari itu. Jika hari itu aku masih menangis, maka kuikhlaskan airmata, luka, dan kecewa itu. Menganggap bahwa itu harga yang harus aku bayar hari ini untuk senyum dan kebahagiaanku besok. Aku ikhlaskan senyumku, seraya berharap akan ada senyum yang jauh lebih indah besok. Aku ikhlaskan kekesalan dan kebencian yang mungkin aku rasakan saat itu, seraya berharap aku bisa untuk melupakan. Dan terakhir, memaafkan mereka yang mungkin mengecewakan atau bahkan melukis luka hari itu.
Setiap pagi, selalu kuawali hari dengan senyum indah menyambut dunia. Bersyukur masih dapat membuka jendelaku pagi ini. Sambil membuka jendela, kuhirup udara pagi yang masih sangat segar. Ya, terlalu segar untuk disia-siakan hari itu. Sama dengan itu, hari ini juga terlalu indah untuk kutulisi airmata, kesedihan, dan kecewa. Aku hanya berharap satu, disetiap pagiku itu.
“Baikkan hari ini untukku, dan baikkan aku untuk hari ini”.
Sebait doa yang tak pernah lupa kuucap saat aku beranjak pergi dari kamar. Semua baik-baik saja, masih baik-baik saja tepatnya. Hingga di sekolah, aku harus menyerah menghadapi hari itu. Ya, aku menangis lagi hari itu. Selalu saja begini. Lalu kapan ini berakhir? Kapan setiap tetes airmataku itu berbayar? Kapan hariku baik? Dan kapan aku baik di hariku?
Ceritakan padaku kawan, bagaimana caraku untuk bertahan menjalani hari-hariku. Aku pun ingin seperti kalian yang selalu tertawa dan bahagia. Walau aku juga tahu, kalian sendiri pun juga punya masalah sama sepertiku. Tapi kenapa kalian selalu bisa tersenyum, tertawa, dan berbahagia?
Ceritakan padaku kawan, bagaimana caranya aku bisa seperti kalian. Karena aku tahu aku juga bisa seperti kalian.
Oktober 2014, menjelang senja, di sudut ruangan.

0 komentar:

Posting Komentar